Mediacyberbhayangkara.Com
Ciamis, Jabar — Masyarakat Desa Panjalu Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis meragukan kualitas pekerjaan revitalisasi dan penataan Situ Panjalu yang diduga asal jadi.
Pasalnya, pada beberapa titik pekerjaan revitalisasi saat ini kondisinya sudah banyak yang ruksak dan menghawatirkan.
Dia mencontohkan, saluran air dengan menggunakan gorong gorong(Udit) sama sekali tidak berfungsi sehingga disaat hujan turun, air yang begitu besar masuk ke jalan utama menuju Situ melewati bangunan lainnya dan dihawatirkan lama kelamaan akan tergerus, selain itu jalan yang utama dengan menggunakan paving blok jalannya saat ini dibeberapa ruas bergelombang bahkan ada yang ambruk.

Foto: Hasil Pekerjaan Revitalisasi dan Penataan Situ Panjalu yang Dikeluhkan Masyarakat
Lebih jauh Dia menjelaskan, Dibeberap titik bangunan temboknya sudah retak-retak dan di bangunan Mushola lantainya amblas.
“Ternyata dibeberapa titik bangunan lantai sudah ada yang ruksak dan bangunannya pada retak-retak,”katanya.
Kepada sejumlah awak media yang ikut kelokasi Dia menjelaskan, secara kasat mata melihat adanya kejanggalan pada pekerjaan dibagian lantai mushola, cor beton sudah rembes sehingga keluar air dan kondisi bangunan saat ini menjadi lembab dan berjamur.
“Belum dimanfaatkan bangunan tersebut, namun dibeberapa item bangunan lantai sudah ada yang rusak dan retak-retak bahkan saluran air sama sekali tidak berfungsi,” ujarnya.
Namun yang pasti, sejumlah warga Desa Panjalu mencurigai kualitas pekerjaan diduga tidak sesuai dengan petunjuk teknis yang telah ditetapkan pihak pemilik proyek.
Bahkan, sejumlah tokoh masyarakat setempat berharap, pihak penegak hukum diminta melirik adanya dugaan terjadi permainan pada pekerjaan proyek yang sudah banyak disorot masyarakat tersebut, kata H.Engkus Koswara sebagai Ketua LPM Desa Panjalu saat diwawancarai sejumlah awak media, Senin (13/5/2024).

Foto: Ketua LPM Desa Panjalu Kabupaten Ciamis H.Engkus Koswara
Lanjut Engkus mengatakan, terkait amblasnya sebagian pembangunan, retak- retak pada tembok dan lantai yang sudah selesai pekerjaannya, dalam pelaksanaan pekerjaan diduga tidak mengacu kepada pelaksanaan teknis pekerjaan.
“Kurangnya pengawasan dari intansi terkait (Dinas SDA) mengakibtakan kualitas pekerjaannya tidak baik,” Paparnya.
Dari itu patut diduga dari mulai proses lelang atau tender pekerjaan oleh Pokja ULP Provinsi Jabar dan Dinas SDA, hingga pemenang tender dicurigai adanya aroma kecurangan atau adanya dugaan persengkongkolan.
“Kami menganggap kegagalan pekerjaan ini disebabkan oleh proses tender yang tidak profesional, sehingga terpilihnya pemenang tender adalah kontraktor yang tidak berkualitas. Sehingga kami menduga ada permainan di dalam seleksi pemenang tender tersebut oleh pihak Dinas dan kontraktor,” paparnya.
Itu semua bisa dibuktikan salah satunya dengan melihat hasil pekerjaaannya mutu dan kualitasnya jelek dan pihak PT menyisakan berbagai permasalahan di masyarakat, dari mulai tunggakan ke vendor-vendor, para pekerja dan warung nasi dan jika di hitung sekira 2 Milyar Rupiah yang belum dibayar pihak PT kepada masyarakat.
Menurut Dia, pihak Pokja ULP Pemprov Jabar dalam menentukan pemenang tender harus betul betul selektif dari mulai memeriksa dokumen, pengalaman kerja dan syarat lainnya serta bisa dipertanggungjawabkan keberadaan tempat lokasi dimana PT/CV tersebut berdomisili.
“Disaat ada satu persoalan pihak Dinas SDA Provinsi Jabar mudah untuk mengkomunikasikannya,” Ujarnya.
“Jika dalam waktu dekat Dinas SDA Jabar tidak bisa memberikan solusi dengan pihak PT, tidak menutup kemungkinan hal ini akan dibawa ke ranah hukum,” Pungkasnya.

Foto: Kepala Desa Panjalu Kabupaten Ciamis H.Yuyus Surya Adinegara
Ditempat terpisah Kepala Desa Panjalu H.Yuyus Surya Adinegara menjelsakan, atas nama masyarakat Desa Panjalu menghaturkan ucapan terimakasih kepada pemprov jabar atas pekerjaan revitalisasi dan penataan situ lengkong panjalu.
Menurut Yuyus, pihak PT dalam melaksanakan pekerjaan, hasil revitalisasi tidak hanya mengecewakan dari segi kualitas, tetapi juga tidak sesuai dengan konsep aslinya.
Pekerjaan tersebut tidak hanya merusak konsep objek wisata religi, tetapi juga menimbulkan kerusakan.
“Saya menyoroti kelebihan konstruksi yang tidak relevan untuk objek wisata religi seperti Situ Lengkong Panjalu. Untuk konsep sampai hari ini tidak ada manfaatnya, yang ada malah merusak kondisi,” ungkap Yuyus.
Hingga berita ini ditayangkan, belum ada keterangan dari pihak PT Pratama Putra Berlian selaku pemenang tender.
Jurnalis: Muhamad Rifa’i/Tim