Bentuk Pelayanan Prima Kepada Masyarakat, UPTD Puskesmas Purbaratu Sediakan TCM Diagnosis Jenis Penyakit TB.

Bentuk Pelayanan Prima Kepada Masyarakat, UPTD Puskesmas Purbaratu Sediakan TCM Diagnosis Jenis Penyakit TB.

Mediacyberbhayangkara.Com

Tasik Kota, Jabar — UPTD Puskesmas Purbaratu menjadi salah satu ketersedian Alat Test Cepat Molekuler (TCM) yang mana TCM tersebut ialah alat mengetes dahak untuk menentukan diagnosis jenis penyakit Tuberkulosis (TB). Hal tersebut disampaikan Kepala Puskesmas (Kapus) Purbaratu Abdul Basith saat diwawancarai wartawan Peloporwiratama terkait fasilitas kesehatan yang ada di UPTD Purbaratu bertempat diruang kerjanya, Jum’at (9/2/2024).

Diungkapkan Abdul Basith, Puskesmas Purbaratu menjadi salah satu Puskesmas yang tersedia alat pengetes dahak untuk menentukan diagnosis penyakit paru yakni Tuberkulosis (TB), sehingga banyak Puskesmas lainnya melakukan pengecekan pasien TB dengan membawa semple dahaknya.

Pemeriksaan dahak kata Abdul Basith, merupakan langkah awal bagi pasien yang mengalami ciri-ciri Tuberkulosis (TB), seperti batuk yang tak kunjung sembuh diiringi sesak dibagian dada.

“Nah bagi masyarakat yang mempunyai ciri-ciri seperti batuk yang tak kunjung sembuh maka disarankan untuk memeriksakan diri ke Puskesmas Purbaratu, karena disini telah tersedia alat pengetes yakni Alat Test Cepat Molekuler (TCM),” jelasnya.

Lanjut Abdul Basith, untuk menentukan diagnosis tersebut tidak perlu hawatir membayar mahal seperti halnya melakukan rontgen, pihaknya mengatakan cukup datang saja ke Puskesmas karena pengecekan itu tidak dipungut biaya karena telah menjadi program Pemerintah.

“Dari mulai pengecekan dahak, obat-obatan hingga perawatan selama Enam (6) bulan maksimalnya Sembilan (9) bulan semua tidak dikenakan biaya,” ujarnya.

Menurutnya Kasus terdiagnosis tuberkolosis (TB) di daerah Kecamatan Purbaratu ditahun 2023 adalah TBC Sensitiv Obat (SO) mencapai 151 orang, sedangkan jumlah TBC Resistensi Obat (RO) ada 6 orang.

Ia berharap kepada pihak yang terkena TB supaya disiplin dalam pengobatan sesuai dengan anjuran dari atau aturan obat yang harus dimakan, karena yang dihawatirkan ialah ketika pasien tersebut putus obat, karena nanti akan menjadi resisten kemudian MDR dan yang lebih parah lagi jadi XDR. Karena rata-rata pasien yang meninggal itu yang sudah masuk ke fase MDR (Multi Drug Resisten) dan XDR (eXtensively Multi Drug Resisten).

Pemeriksaan TCM tersebut kata Abdul juga dianjurkan kepada seluruh keluarga, ketika ada salah satu keluarganya positif TB maka dianjurkan kepada seluruh keluarganya untuk mengecek dahaknya melalui Alat Test Molekuler (TCM).

“Apabila salah satu keluarga ada yang positif maka seluruh keluarga harus berkomitmen melakukan TCM dan memakai masker selama 6 bulan, serta keluarganya harus mensuport didalam pelaksanaan minum obat,” kata Abdul Basith.

Abdul Basuth menambahkan, semakin banyaknya yang positif tidak menuntut kemungkinan TB yang positif akan semakin bertambah, Abdul mengatakan untuk mengurangi peningkatan tersebut pihaknya telah melakukan penyuluhan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada penderita khususnya keluarga yang serumah.

“Makanya selain petugas puskesmas juga ada kader khusus pengawas obat, yang mana penanganan TB itu harus benar-benar disiplin serta seluruh keluarganya harus mematuhi aturan khusus, hal itu untuk mencegah penularan TB yang disebabkan langsung oleh kuman (Mycobacterium Tuberculosis),” tandasnya.

Jurnalis: Muhamad Rifa’i/Adyl

Tinggalkan Balasan